Bekerja di rumah dan di kantor tentunya memiliki perbedaan yang signifikan, salah satunya berkaitan dengan kenyamanan termal yang dapat berpengaruh terhadap produktivitas kerja. Bagaimana pengaturan lingkungan termal agar mendapatkan kenyamanan termal yang dapat meningkatkan produktivitas selama bekerja dari rumah?

Ada 6 faktor dasar yang harus kita pertimbangkan terkait dengan bagaimana lingkungan termal berpengaruh terhadap kenyamanan kita. 6 faktor ini meliputi temperatur udara, kelembaban udara, temperatur radiasi, airflow, tingkat aktivitas, dan insulasi pakaian. Setidaknya 6 faktor ini dapat menjadi pertimbangan agar kenyamanan termal selama bekerja di rumah a.k.a. working from home dapat tercapai.
1. Temperatur udara

Faktor dasar yang pertama adalah terkait dengan temperatur udara. Untuk mendapat kenyamanan termal yang ideal, tentunya temperatur udara dapat diset atau diatur pada comfort zone kita. Kalau menurut bang Fanger, comfort zone manusia itu berada dalam kondisi dimana suhu udara yang dirasakan tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin. Tapi, kalau dari hasil survey tahun 2015 bersama sensei dan kawan-kawan, comfortable zone orang indonesia itu adalah zona cool atau sejuk [1]. Dan biasanya, range temperatur 22-25ºC itu termasuk suhu sejuk yang nyaman bagi kita… Jadi, untuk kenyamanan termal selama WfH bisa diatur pada kisaran suhu tersebut.
2. Kelembaban udara
Kelembaban udara yang tinggi dapat menimbulkan ketidaknyamanan termal. Indonesia sendiri merupakan negara beriklim tropis dengan tingkat kelembaban yang lumayan tinggi. Untuk mencapai kenyamanan, kelembaban udara sebaiknya diturunkan dengan mengatur AC pada setting “cool dry” atau menggunakan dehumidifier. Setidaknya, kelembaban udara diturunkan sampai 50%. Dengan kelembaban udara yang rendah tentunya akan menurunkan perasaan “gerah” dan tentunya membuat kita nyaman…

3. Airflow
Udara yang bergerak akan membantu proses pelepasan kalor dari dalam tubuh melalui evaporasi dan konveksi. Nah, jika di rumah tidak ada AC ataupun dehumidifier, penggunaan kipas angin dapat membantu meningkatkan kenyamanan termal.
4. Hindari temperatur radiasi
Penggunaan jendela rumah dapat digunakan sebagai alternatif untuk mendapatkan udara segar. Angin yang sepoi-sepoi tentunya akan meningkatkan kenyamanan termal kita. Namun, hindari paparan langsung sinar matahari karena dapat menimbulkan ketidaknyamanan akibat radiasi dari matahari. Selain itu, radiasi panas dari benda-benda kerja seperti PC atau laptop tentunya dapat menurunkan kenyamanan termal.

5. Insulasi pakaian

6. Tingkat aktivitas
Selain faktor lingkungan, penggunaan pakaian akan mempengaruhi kenyamanan termal kita. Gunakan pakaian yang tidak terlalu tebal dan dapat menyerap keringat agar dapat memudahkan pertukaran panas dari tubuh ke lingkungan.
Aktivitas yang dilakukan tentunya akan meningkatkan metabolic heat production dan tentunya akan mempengaruhi kenyamanan termal kita. Aktivitas WfH sepertinya sih tidak akan menghasilkan produksi panas yang cukup besar ya. Agar tubuh tidak terasa pegal-pegal, workout di sela-sela melakukan aktivitas kerja sangat disarankan. Akan tetapi, lakukan cooling down terlebih dahulu sebelum melakukan pekerjaan agar tubuh tetap nyaman. Karena tentunya setelah melakukan workout tentunya produksi panas tubuh akan meningkat ya…
Sebenarnya selain 6 faktor di atas, ada faktor lain yang juga harus dipertimbangkan seperti usia, jenis kelamin, juga ukuran tubuh yang tentunya sangat mempengaruhi kenyamanan termal kita ya. Tapi, faktor-faktor ini bisa disesuaikan bersamaan dengan 6 faktor yang dapat dipertimbangkan untuk meningkatkan kenyamanan termal kita selama bekerja dari rumah ya.